Suasana Kegiatan FGD bersama Pihak Satuan Kerja Pemerintah (SKPD) |
Selong, Inforkim_Sabtu 14/5/2016 Yayasan Tunas Alam Indonesia (SANTAI) Mataram menagadakan focous grouf
diskusi (FGD). Kegiatan itu menghadirkan Dinas Dukcapil, Dias Dikpora, Dinas Kesehatan, BAPPEDA, BPPKB, PKK Kabupaten, P2TP2A Kab. Lombok Timur,
dan 2 Kecamatan di desa program yakni Kec. Aikmel dan Kecamatan Wanasaba serta
dipantau langsung oleh team dari LPKP dan The Asia Foundation (TAF).
Kegiatan FGD ini dibuka
langsung oleh Kabid Sosbud BAPPEDA Lotim Ibu Chandra mewakili kepala BAPPEDA
yang tidak berkesempatan hadir. Dalam sambutannya mengtakan bahwa
kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada Yayasan SANTAI, yang sudah melaksanakan
program peduli perlindungan anak buruh migran di dua desa, yang hasilnya cukup
dirasakan masyarakat terutama kepada anak-anak yang tidak lengkap orang tuanya
yang harus rela tinggal sama salah satu diantara mereka atau bahkan tinggal sama
orang lain.
Apalagi kalau berbicara tentang anak istimewa yang kemudian SANTAI
menyebutnya ANAK KITA bertujuan untuk menghilangkan stigma di tengah
masyarakat karena secara biologis bapaknya ada akan tetapi secara pengakuan dan
legalitas tidak jelas.
Kami berharap gerakan ini bisa juga diadakan dan
direflikasi ke desa lain dan dari pihak donor kami berharap masih mau
memberikan supot dan melanjutkan program ini nantinya. Kedepan kami pun dari BAPPEDA
akan memasukkan program ini menjadi bagaian perencanaan pembangunan di tahun
mendatang sehingga di 254 desa dan kelurahan ini bisa melaksanakan program ini.
Adapun FGD ini dipandu dan difasilitasi oleh bapak Marzuki dari team MONEV
indevenden LPKP JATIM dan THE ASIA FOUNDATION (TAF).
Adapun FGD ini
bertujuan untuk memonitoring dan mengevaluasi program peduli di Kabupaten
Lombok Timur di 2 desa program yakni Desa Lenek Lauk Kec. Aikmel dan desa Wanasaba
Kec. Wanasaba. Beberapa hal yang dievaluasi pada kesempatan ini diantaranya
sejauh mana keterlibatan pemerintah/SKPD terkait dalam gerakan inklusi ini, apa
kebijakan yang sudah mereka berikan, apa perubahan yang mereka rasakan ketika
terlibat dalam gerakan inklusi ini dengan mengukur dari tujuan umum dari
program peduli ini: Perlindungan hukum (identitas hukum), kemudahan akses
layanan dasar (pendidikan, kesehatan, adminduk) dan penerimaan sosial
masyarakat.
Sementara beberapa masukan
dari SKPD dan peserta yang lain untuk kesempurnaan program peduli ini adalah
perlu dipetakan kembali profil anak buruh migran yang berjumlah 743 di 2 esa
program ini dari aspek pendidikan, sosial, ekonomi dan kesehatannya. Yang perlu
juga ditingkatkan adalah bagaimana memberikan pandangan kepada pengasuh tentang
pola asuh yang baik melalui pendidikan parenting.
Ada juga yang mengungkapkan
bahwasanya issu perlindungan anak ini adalah issu bersama/issu gotong royong
bukan hanya ketika program ini ada akan tetapi paska program SANTAI usai.
Apalagi ditengah kejahatan sexsual pada anak ini marak terjadi serta banyaknya
pernikahan anak dibawah umur yang tidak sedikit menimpa anak buruh migran.
Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada anak ini disebabkan karena adanya
hak dasar yang tidak terpenuhi, maka mari kita semua bergandeng tangan, bekerja
bersama seia sekata selangkah seayun dalam melakukan perlindungan kepada
anak-anak kita ini. (EZY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar