Minggu, 15 Mei 2016

Santai Fondation Gelar FGD Perlindungan Anak Buruh Migran

Suasana Kegiatan FGD bersama Pihak Satuan Kerja Pemerintah (SKPD)
Selong, Inforkim_Sabtu 14/5/2016 Yayasan Tunas Alam Indonesia (SANTAI) Mataram menagadakan focous grouf diskusi (FGD). Kegiatan itu menghadirkan Dinas Dukcapil, Dias Dikpora, Dinas Kesehatan, BAPPEDA, BPPKB, PKK Kabupaten, P2TP2A Kab. Lombok Timur, dan 2 Kecamatan di desa program yakni Kec. Aikmel dan Kecamatan Wanasaba serta dipantau langsung oleh team dari LPKP dan The Asia Foundation (TAF).


Kegiatan FGD ini dibuka langsung oleh Kabid Sosbud BAPPEDA Lotim Ibu Chandra mewakili kepala BAPPEDA yang tidak berkesempatan hadir. Dalam sambutannya mengtakan bahwa kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada Yayasan SANTAI, yang sudah melaksanakan program peduli perlindungan anak buruh migran di dua desa, yang hasilnya cukup dirasakan masyarakat terutama kepada anak-anak yang tidak lengkap orang tuanya yang harus rela tinggal sama salah satu diantara mereka atau bahkan tinggal sama orang lain. 

Apalagi kalau berbicara tentang anak istimewa yang kemudian SANTAI menyebutnya ANAK KITA bertujuan untuk menghilangkan stigma di tengah masyarakat karena secara biologis bapaknya ada akan tetapi secara pengakuan dan legalitas tidak jelas. 

Kami berharap gerakan ini bisa juga diadakan dan direflikasi ke desa lain dan dari pihak donor kami berharap masih mau memberikan supot dan melanjutkan program ini nantinya. Kedepan kami pun dari BAPPEDA akan memasukkan program ini menjadi bagaian perencanaan pembangunan di tahun mendatang sehingga di 254 desa dan kelurahan ini bisa melaksanakan program ini. Adapun FGD ini dipandu dan difasilitasi oleh bapak Marzuki dari team MONEV indevenden LPKP JATIM dan THE ASIA FOUNDATION (TAF).

Adapun FGD ini bertujuan untuk memonitoring dan mengevaluasi program peduli di Kabupaten Lombok Timur di 2 desa program yakni Desa Lenek Lauk Kec. Aikmel dan desa Wanasaba Kec. Wanasaba. Beberapa hal yang dievaluasi pada kesempatan ini diantaranya sejauh mana keterlibatan pemerintah/SKPD terkait dalam gerakan inklusi ini, apa kebijakan yang sudah mereka berikan, apa perubahan yang mereka rasakan ketika terlibat dalam gerakan inklusi ini dengan mengukur dari tujuan umum dari program peduli ini: Perlindungan hukum (identitas hukum), kemudahan akses layanan dasar (pendidikan, kesehatan, adminduk) dan penerimaan sosial masyarakat.


Sementara beberapa masukan dari SKPD dan peserta yang lain untuk kesempurnaan program peduli ini adalah perlu dipetakan kembali profil anak buruh migran yang berjumlah 743 di 2 esa program ini dari aspek pendidikan, sosial, ekonomi dan kesehatannya. Yang perlu juga ditingkatkan adalah bagaimana memberikan pandangan kepada pengasuh tentang pola asuh yang baik melalui pendidikan parenting. 

Ada juga yang mengungkapkan bahwasanya issu perlindungan anak ini adalah issu bersama/issu gotong royong bukan hanya ketika program ini ada akan tetapi paska program SANTAI usai. Apalagi ditengah kejahatan sexsual pada anak ini marak terjadi serta banyaknya pernikahan anak dibawah umur yang tidak sedikit menimpa anak buruh migran. Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada anak ini disebabkan karena adanya hak dasar yang tidak terpenuhi, maka mari kita semua bergandeng tangan, bekerja bersama seia sekata selangkah seayun dalam melakukan perlindungan kepada anak-anak kita ini. (EZY)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar